Showcases

Background Image

OUR FEATURES

Paper

Tulisan-tulisan ilmiah dengan kajian literatur yang pernah dipublish dalam Jurnal Ilmiah

Research

Berisi hasil Riset-riset baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok

Training

Berisi bahan-bahan training, dapat dijadikan referensi tambahan dalam berbagai acara training

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu bangsa merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam era kompetisi global saat ini. Kompetensi yang dimiliki SDM akan sangat menentukan arah perkembangan bangsa itu sendiri dan pada akhirnya akan mencerminkan kompetensi bangsa tersebut di mata dunia. Kompetensi anak bangsa sudah sangat jelas ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa tersebut, begitu juga dengan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia, sepanjang perjalananya selalu diwarnai oleh upaya-upaya pendidikan mutu atu kualitas pendidikan, namum pengalaman emperis membuktikan ketidakjelasan arah kebijakan pendidikan di Indonesia justru membawa terjadinya involusi pendidikan. Upaya yang dilakukan pemerintah sering sekali bersifat pragmatis atau “jalan pintas”, seperti perubuhan kurikulum yang selalu terjadi atau yang masih segar di ingatan kita adalah penetapan angka batas minimal kelulusan dari 4,25 pada tahun sebelumnya menjadi 5,00 untuk tahun ini. Kebijakan yang sering kali tidak bijak ini adalah refleksi sikap pragmatis pemerintah yang tidak mau direpotkann oleh faktor-faktor non-struktural dan “menganakemaskan” hasil dari pada proses. Apa yang akan terjadi melalui kebijakan output oriented ini ?. Pebelajar justru akan mencari rumus-rumus “jalan pintas” untuk menjawab soal dengan paradigma “yang penting benar”, bukannya menjawab soal dengan uraian yang sistematis dan rasional. Kondisi ini “menginfeksi” dunia Pendidikan Tinggi, karena Perguruan Tinggi merupakan tempat “penampungan” dari output pendidikan sebelumnya, sehingga paradigma “yang penting benar” telah mewarnai dan menjiwai pola pikir calon mahasiswa dan mahasiswa dalam aktivitas kesahariannya. Hal ini menjadikan hakekat filosofis pendidikan sebagai “pencerah” terlupakan dan semakin kabur.

Jika diamati dengan seksama, apa yang sebenarnya yang menjadi inti permasalahan dalam dunia pendidikan Indonesia. Beberapa hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, seperti tantangan untuk menyediakan suatu sistem pendidikan yang dapat manampung besarnya peserta didik dan mampu menawarkan kualitas pendidikan yang baik, regulasi yang tidak menyentuh akar permasalahan, perubahan yang tidak substansial dan sebagainya. Namun demikian, yang jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan siswa. Inefektivitas[i] adalah kata yang sangat cocok untuk menggambarkan pola sistem pendidikan di Indonesia sekarang, sebab seiring dengan pertukaran zaman, transformasi informasi semakin cepat dan instan. Hal tersebut dipicu oleh perkembangan Teknologi Informasi.

Beberapa perubahan dalam pendekatan pembelajaran terjadi akibat dari perubahan era industri ke era informasi. Diantaranya ialah perubahan focus dari pada pembelajran yang berpusat guru (Teacher Oriented) kepeda pembelajaran yang berpusatkan pebelajar (Student Oriented). Dalam hal ini pebelajar menjadi focus aktifitas pembelajaran yang berorientasikan kepada proses penemuan. Proses belajar tradisional, dalam ruangan kelas, pada saat ini hampir kehilangan makna bagi lembaga pendidikan karena banyak hanya digunakan untuk aktivitas pembelajaran formal sedangkan hakekat pembelajaran dan aktivitas pebelajar terutama di Perguruan Tinggi lebih banyak dilakukan di luar aktivitas formal (ruang kelas).

Perkembangan Teknologi Pembelajaran semakin cepat didorong oleh perkembangan dan perubahan di bidang IPTEK, khususnya teknologi komunikasi dan informasi atau sering dikenal dengan ICT (Information Communication and Technology). System pemebelajaran “tradisional” dalam ruangan kelas - tatap muka – bergeser ke komputer, sebagai pembelajaran self instruction dengan perbantuan komputer yang kemudian berkembangan lebih jauh dengan perbantuan telekomunikasi, menjadikan pembelajaran dapat terjadi “kepada siapa, dan dimana saja”, yang kemudian dikenal dengan pembelajaran berbasis teknologi elektronik, atau e-learning.

Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta desakan kompetisi global, menjadikan e-learning saat ini dirasakan tidak sebagai media alternative untuk melaksanakan proses belajar mengajar saja, tapi telah diposisikan sebagai alat dalam mencapai pembentukan kompetensi kompetitif yang global. Perwujudan interaktifitas komponen belajar secara sinkron dan berbagai visualisasi semakin memudahkan pemahaman materi yang disampaikan telah dapat diwujudkan saat ini. Dengan semakin tumbuhnya kebutuhan akan e-learning telah menciptakan beberapa aplikasi e-learning seperti Web Base Learning. Disamping itu, kerja sama antar lembaga memiliki peluang yang semakin besar untuk dapat membagi berbagai kelebihan yang dimiliki dengan lingkungan luarnya.

 
Download Full Text

[i] Geger Riyanto, Teknologi Informasi, Inovasi Bagi Dunia Pendidikan, Artikel Populer Ilmu Komputer, http://www.ilmukomputer.com., dikses tanggal 7 Mei 2007

Powered by Amazing-Templates.com 2014 - All Rights Reserved.